Berdesa.com – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) mulai menunjukkan giginya. Hingga November 2017 lalu sudah tercatat 50-an BUMDes memiliki omzet di atas Rp. 500 juta per tahun. Selain membuktikan mampu meraih laba besar, BUMDes juga makin mampu menciptakan lapangan kerja. BUMDes juga mulai mampu mencegah urbanisasi.
Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Anwar Sanusi kepada para sejumlah wartawan menyatakan, jika digarap secara serius, BUMDes bisa menyerap tenaga kerja penuh waktu. “ Ini akan berdampak pada berkurangnya urbanisasi,” katanya di sela acara ‘BUMDes Talk Bersama’ di Solo beberapa pekan lalu. Pada acara itu berkumpul BUMDes-BUMDes yang mampu menciptakan pendapatan tinggi. Salahsatunya BUMDes Ponggok yang mencetak omzet Rp. 12 milyar setahun.
Fakta ini menunjukkan BUMDes telah mulai mampu mewujudkan misinya menjadi lembaga usaha yang mampu menciptakan dua manfaat sekaligus yakni manfaat sosial sekaligus keuntungan profit. Manfaat sosial yang dimaksud adalah menciptakan unit usaha yang mampu membuka lapangan kerja di desa. Minimnya lapangan kerja di desa adalah salahsatu masalah krusial yang membuat laju ekonomi desa menjadi lamban. Kehadiran BUMDes dengan berbagai dukungan yang diberikan negara (pemerintah) terbukti mampu menjawab masalah itu. BUMDes membuka banyak lapangan kerja terutama bagi anak-anak muda.
Perkembangan BUMDes yang signifikan kini telah membuat BUMDes menjadi salahsatu magnit yang menarik bagi pemuda. Alhasil, budaya urbanisasi yang bertahun-tahun terjadi, kini berangsur-angsur berkurang. Urbanisasi adalah salahsatu yang mengakibatkan desa kekurangan SDM memadai untuk mengembang karena anak-anak muda berpendidikan tinggi dan berkemampuan unggul diserap oleh kota.
Keuntungan kedua adalah keuntungan dalam bentuk profit alias uang. Sebagai lembaga usaha milik warga desa, banyaknya BUMDes dengan omzet yang besar merupakan bukti bahwa profesionalisme lembaga yang dibangun BUMDes bisa berjalan dengan baik. Soalnya selama ini berbagai pihak masih mengkawatirkan kapasitas BUMDes sebagai unit usaha.
Untuk mendorong perkembangan ini Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi juga telah bekerja sama dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan perguruan tinggi demi mendukung BUMDes. Sebagai lembaga pendidikan, Perguruan Tinggi memiliki potensi yang besar mendorong desa makin mengembang. Soalnya, lembaga ini memiliki SDM terbaik yang masih fresh dan sedang dicetak untuk mengembangkan berbagai kemampuan berbasis intelektual.
Maka, bakal sangat menguntungkan bagi desa jika Perguruan Tinggi mampu mendampingi desa terutama BUMDes dalam mengembangkan ekonomi desa.Kementerian Desa saat ini juga sedang melakukan pendataan BUMDes se Indonesia. Selain digunakan untuk membangun basis data BUMDes se-Indonesia, data itu juga bakal diarahkan menjadi jaringan data online sehingga seluruh BUMDes bakal memiliki akses secara online di seluruh Indonesia dalam mengakses berbagai kebutuhan informasi mereka. Hal ini akan memberikan daya dukung yang sangat dibutuhkan desa mengembangkan potensinya. (aryadji/berdesa)
Komentar menggunakan akun Facebook