Berdesa.com – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bisa dikatakan sebagai nafas yang akan membuat sebuah negara mengembang dan memakmurkan rakyat atau sebaliknya, jika tidak dijalankan dengan baik bakal bisa menciptakan menjadi sumber kejahatan korupsi yang pada akhirnya menggerogoti kepercayaan rakyat pada negara.
APBN adalah suatu daftar yang secara sistematis memuat sumber-sumber penerimaan negara dan alokasi pengeluaran negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Di Indonesia periode penyusunan dan pelaksanaan APBN dimulai 1 Januari hingga 31 Desember di tahun yang sama, disebut sebagai tahun anggaran.
Ada tiga unsur utama dalam APBN yakni mengenai pendapatan negara, belanja dan pembiayaan. Mengenai pendapatan negara, ada beragam pendapatan negara namun umumnya disebut sebagai pajak dan bukan pajak. Namun sebagian besar pendapatan berasal dari pajak. Dan ternyata sampai sekarang, pendapatan terbesar negeri ini tetap saja dari sektor pajak.
Yang dimaksud dengan belanja adalah semua hal yang harus dibayar pemerintah mulai dari gaji PNS, pembangunan jalan, pembangunan gedung pembangunan gedung, pembelian barang kantor pemerintah, dana pendidikan, subsidi, bantuan bencana alam dan banyak lagi yang masuk ke dalam belanja negara.
Unsur lain pada APBN adalah pembiayaan. Pendeknya, pembiayaan adalah pembiayaan seluruh sektor yang menjadi kebutuhan negara secara luas. Maka secara sederhana APBN bisa diartikan sebagai kebijakan atau keputusan pemerintah untuk menentukan tahun tersebut sebesar apa uang akan didapat lalu uang itu akan digunakan untuk apa saja dan berapa jumlahnya. lalu uantuk menstabilkan langkah pembiayaan itu apa langkah yang akan ditempuh pemerintah. Lalu secara garis besar apa saja fokus pemerintah pada APBN 2018 ?
Tujuan yang ingin dicapai APBN 2018 adalah tercapainya pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan dan pada akhirnya semuanya proses ini bakal bermuara pada terwujudnya kesejahteraan bagi seluruh rakyat secara berkeadilan.
Strategi yang ditempuh pemerintah adalah menjalankan proses pembangunan dengan cara yang lebih produktif, efisien, berdaya tahan dan mampu mengendalikan resiko dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang dituangkan dalam kebijakan baik bidang pendapatan, belanja maupun pembiayaan,
Pada APBN 2018 Pemerintah Republik Indonesia menentukan enam fokus penting yakni :
- Momentum perbaikan ekonomi harus terus dijaga
- Penerimaan negara harus terus ditingkatkan dengan tetap menjaga iklim usaha
- Prioritas program harus semakin fokus untuk penurunan kemiskinan dan kesenjangan, penciptaan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi
- Pelanayanan rakyat harus semakin baik dan jaga kepercayaan rakyat melalui birokrasi yang efisien, bersih dan melayani
- Defisit terjaga, tambahan utang terstruktur dan hanya untuk hal-hal yang produktif
- Jika RAPBN 2018 makin sehat maka ekonomi makin kuat.
Jangan salah, APBN tidak disusun dengan mudah melainkan butuh waktu satu tahun untuk menyelesaikan seluruh prosesnya. Dimulai dengan dari penyusunan kapasitas fiscal pada Januari-Maret 2017, lalu mengukur SB Pagu Indikatif Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas pada 9 Mei 2017 hingga akhirnya penyerahan DIPA pada 6 Desember 2017 (lihat grafis). Begitulah proses panjang APBN disusun. Mengenai mampukah APBN 2018 menggenjot kesejahteraan, memerangi kemiskinan dan sebagainya, itu bakal berkenaan dengan komitmen seluruh bagian dari negara tercinta ini. Mari kita lihat.(ary/berdesa/dari berbagai sumber)
Komentar menggunakan akun Facebook